Hemm, back to reality.
Semua pasti tau kalo waktu mau digunain ato enggak tetep aja berjalan. Gue sadar aja beberapa hal waktu kemaren
saudara-saudara dari Lampung pulang ke Jogja selama seminggu. Gue sempetin
nemenin jalan-jalan ke berbagai tempat wisata di jogja. Nemenin jalan-jalan ke
Pantai Glagah, Waduk Sermo, Pasar Beringharjo, dan Malioboro. Seminggu itu
rasanya cepet banget meski melakukan aktifitas yang bermakna. Sayangnya, gue
gak sempet ikut nemenin hari waktu ke Candi Prambanan, Borobudur, Parangtritis,
sama Gembira Loka karena gue harus balik kosan menyelesaikan tugas akhir
semester di kampus, thats make me little bit stress man..
Setelah seminggu
di rumah, saudara-saudara gue balik ke Lampung, gue nyadar akan beberapa hal. Pertama,
waktu itu mau digunakan ato gak digunakan akan senantiasa berjalan. Kedua,
waktu sekarang rasanya semakin cepet aja, pagi lalu siang, sore, malem, pagi
lagi, ketika gue melakukan banyak hal, ketika gue gak nglakuin apa-apa rasanya
sama cepetnya. Gue nganggur di rumah juga tiba-tiba malem, gue pergi,
jalan-jalan juga tiba-tiba udah malem. Ketiga, gue suka kalo rumah itu rame,
banyak orang, banyak temen. Keempat, ternyata meninggalkan kenyamanan itu
berat. Ketika saudara-saudara pada balik ke rumah, berat aja rasanya. Gue
nyaman akan kehadiran mereka di rumah.
Mau gak mau kita
harus berpacu dengan waktu. Gue udah tua ternyata, udah bukan anak bayi lagi.
Rasanya baru kemaren masuk kuliah, sekarang udah jadi mahasiswa semester 6 aja.
Gila, ngapain aja gue 3 tahun? Rasanya belum dapet apa-apa. Waktu kecil, gue
pernah beranggapan bahwa ketika seluruh jam di dunia diputer kebalikannya dari
arah jarum jam, maka waktu akan kembali. Khayal banget rasanya. Gue rasa ini
efek kebanyakan liat Anime Jepang yang dulu diputer di stasiun televisi swasta
di Indonesia. Tapi sekarang gue sadar, bahwa yang terlewat gak akan bisa
diulang.
Waktu juga yang
melunturkan semuanya. Yang tadinya spesial jadi biasa aja, yang tadinya
istimewa jadi biasa aja. Pembiasaan terjadi seiring bertambahnya waktu kita menjalaninya.
Berani gak berani, kita harus melewatinya. Toh bakal sama aja. Waktu gak bisa
diputer ulang, kita gak akan bisa kabur dari itu semua. Semua akan terlewati
hingga tinggal kenangan indah atau sesal ingin lebih baik di masa lampau. Tapi
itulah yang terbaik di masa lalu, dan lakukan yang terbaik di masa sekarang dan
akan datang.
Yapp, andaikan
waktu bersahabat. Andaikan dunia dipencet tombol F2 muncul jendela bantuan
untuk membantu kita melakukan sesuatu. Semua akan terlewati, semua akan
dialami, cepat ato lambat, siap ato gak siap. Wish everything will be alright and happy ending....see ya @w@